Sabtu, 17 Maret 2012

outbreeding


LAPORAN PRAKTIKUM
PEMULYAAN TANAMAN
OUTBREEDING
Oleh :

NUR KHUSJANANTO
E1J009159

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
       Tumbuhan bunga yang mempunyai bunga dengan pistil dan anter yang menghasilkan ovum maupun polen yang fertil dan viabel tidak selamanya dapat melakukan polinsi sendiri. Seandainya dapat melakukan polinasi tumbuhan tersebut tidak berhasil melakukan fertilisasi. Hal ini disebabkan imkompatibilitas seksual pada tanaman tersebut sehingga polennya tidak dapat membuahi ovum. Inkompatibilitas seksual dibedakan menjadi dua: 1) interspesifik, dan 2) intraspesifik. Inkompatibilitas intra spesifik disebut self-incompatibility (inkompatibilitass sendiri), secaara morfologi ada 2 tipe self-incompatibility yaitu heteromorfi dan homomorfi. Jika inkompatibilitas homorfi ini disebabkan genotip dari gametogenotip disebut gametophyctic self-incompability (GSI), jika disebabkan genotip dari sporofitnya disebut sporofit self-incompability (SSI). Kemajuan teknologi pada saat ini telah menunjukkan keberhasilan dalam usaha menanggulangi masalah inkompatibilitas seksual pada beberapa tumbuhan.


1.2  Tujuan
v  Untuk mengenali struktur bunga tanaman yang mengalami outbreeding dan penyebab outbreeding tersebut.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kompatibilitas adalah kesesuaian antara organ jantan dan betina sehingga penyerbukan yang terjadi dapat diikuti dengan proses pembuahan. Tanaman dikatakan bersifat kompatibel jika terjadi pembuahan setelah penyerbukan. Ketidaksesuaian antara organ jantan dan betina disebut inkompatibilitas. Ketidaksesuaian dikendalikan oleh faktor lingkungan, genetik dan fisiologis (Poespodarsono, 1998).
Inkompatibilitas (incompatibility) adalah bentuk ketidaksuburan yang disebabkan oleh ketidakmampuan tanaman yang memiliki pollen dan ovule normal dalam membentuk benih karena gangguan fisiologis yang menghalangi fertilisasi. Mekanisme didalam tumbuhan berbunga yang mencegah terjadinya self-fertilisasi akibat dekatnya hubungan antara organ reproduksi jantan dan betina pada bunga yang sempurna (Kao dan Huang, 1994). Inkompatibilitas dapat disebabkan oleh ketidakmampuan tabung pollen dalam (a) menembus kepala putik, atau (b) tumbuh normal sepanjang tangkai putik namun tidak mampu mencapai ovule karena pertumbuhan yang terlalu lambat. Mekanisme ini mencegah silang dalam (selfing) dan mendorong adanya penyerbukan silang (crossing) (Suwarno, 2008).
Inkompatibilitas sering juga disebut dengan inkompatibilitas sendiri karena yang terhalang adalah self-fertilisasi. terdapat dua jenis inkompatibilitas sendiri (SI) yang berbeda yaitu gametofitik inkompatibilitas sendiri (GSI) dan inkompatibilitas sendiri sporofitik (SSI) (Kao dan Huang, 1994). Pada sistem gametofitik, kecepatan tumbuh tabung pollen dikendalikan oleh rangkaian alel yang disimbolkan dengan S1, S2, S3, dan sebagainya. Inti pollen adalah haploid sehingga hanya memiliki satu alel inkompatiblitas. Jaringan tangkai putik pada tanaman betina adalah diploid sehingga memiliki dua alel inkompatibilitas. Jika alel inkompatibilitas pada inti pollen identik dengan salah satu alel pada jaringan tangkai putik, pertumbuhan tabung pollen pada tangkai putik akan lebih lambat dan pembuahan akan jarang terjadi. (Marufah .2009)
Sistem inkompatibilitas sporofitik adalah sistem satu lokus dengan jumlah alel S yang banyak. Berbeda dengan sistem gametofitik, disini alel S memperlihatkan dominansi. Dominansi ditentukan oleh tanaman yang menghasilkan pollen. Jika tanaman memiliki genotipe S1S2 dan S1 dominan terhadap S2 sehingga semua pollen dari tanaman tersebut dapat berfungsi seperti S1; dan pollen dengan alel S1 atau S2 akan inkompatibel dengan tangkai putik S1, tetapi akan kompatibel dengan tangkai putik S2. Kombinasi genetik dari sistem sprofitik banyak dan kompleks. Pada sistem ini, penghambatan perkecambahan pollen atau pertumbuhan tabung pollen terjadi pada permukaan kepala putik, berbeda dengan sistem gametofitik dimana penghambatan pertumbuhan tabung pollen terjadi pada tangkai putik (Betty Lukiati.1998)
Protandri adalah bunga yang benang sarinya lebih dahulu masak. Dengan demikian Bunga tersebut tidak akan mengalami penyerbukan sendiri. Contohnya bunga dari tanaman seledri(Apium graveolens L.), wotel (Daucus corota L), Peterseli (Petroselium crispum Nym.), dan Bawang Bombay(Allium cepa L.) hampir semua tanaman ini mengalami penyerbukan silang.
Potogoni adalah bunga yang putiknya lebih dulu masak daripada benang sari. Bilamana putiknya masak, maka benang sarinya masih sangat muda dan tidak dapat berkecambah. Dengan demikian putiknya tidak mengalami penyerbukan sendiri. Contohnya : Coklat (Theobroma cacao L.), Kubis (Brassica oleracea L. Var.capitata), Apokat ( Persea Americana miller). (Surjono H. Sutjahjo, Dkk. 2005)






BAB III
METODE PRAKTIKUM

1.1  Alat dan Bahan
Bahan :
v  Bunga sepatu
v  Bunga terong
v  Bunga asoka

Alat :
*      Pinset, kaca pembesar, dan cawan petri

1.2  Cara Kerja
v  Untuk outbreeding yang disebabkan oleh factor morfologi, panjang stamen dan stylus diukur, kemudian tentukan termasuk”pin” atau”thrum”.
v  Untuk outbreeding yang disebabkan factor fisiologis, selisih umur kematangan antara bunga jantan dan betina (pada tanaman jagung).







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
 
    4.1   Hasil pengamatan
            Gambar bunga sepatu                                    Keterangan :
                                                                                                Termasuk bunga pin
                                                                                                Panjang pistil = 8 cm
                                                                                                Panjang stamen =1 cm
1.      Pistil
2.      Stamen
3.       Kelopak
4.      Mahkota  
5.      Tangkai putik

            Gambar bunga asoka                                     Keterangan :
                                                                                                Termasuk bunga pin
                                                                                                Panjang pistil = 4 cm
                                                                                                Panjang stamen = 0,5 cm
1.      Pistil
2.      Stamen
3.      Mahkota
4.      Tangkai

           

Gambar bunga terong                                   Keterangan :
                                                                                                Termasuk bunga pin
                                                                                                Panjang pistil = 1,5 cm
                                                                                                Panjang stamen = 1 cm
1.      Pistil
2.      Stamen
3.      Mahkota
4.      Tangki
5.      Kelopak

    4.2   Pembahasan
            Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, mengenai outbreeding yang mana ada 3 sampel untuk menentukan tanaman outbreeding tersebut, diantaranya bunga sepatu, bunga asoka, bunga terong. Yang mana diantara ketiga bunga tersebut merupakan bunga kelompok Pin, yang mana kepala putik atau stillus lebih panjang dibandingkan dengan stamennya. Pada bunga seapatu memilki beberapa struktur bunga diantaranya adalah kepala putik, tangkai putik, stamen atau serbuk sari, tangkai sari, kelopak, tangkai, dan mahkota bunga. Yang mana letak kepala putik itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan serbuk sarinya. Panjang putik yaitu 8cm dan stamennya 1cm. stamen pada bunga sepatu berwarna kuning yang mana stamen itu tertata dengan rapi dibawah kepala putiknya. Sehingga pada hakekatnya tidak terjadi pembuahan dan tidak bisa menghasilkan biji. Sedangkan untuk bunga asoka memilki panjang stamen yaitu 0,5cm dan panjang pistil 4cm. untuk bunga terong panjang pistilnya yaitu 1,5cm, dan panjang pistilnya 1cm. dari ketiga contoh bunga tersebut diatas hanya bunga terong yang memilki bakal biji, yang mana untuk mendapatkan biji tersebut dilakukan penyerbukan antara jatuhnya serbuk sari kekepala putik, selain itu bisa diserbuki oleh serangga(kumbang).


KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
5.1 kesimpulan
Ø  Inkompatibilitas (incompatibility) adalah bentuk ketidaksuburan yang disebabkan oleh ketidakmampuan tanaman yang memiliki pollen dan ovule normal dalam membentuk benih karena gangguan fisiologis yang menghalangi fertilisasi
Ø  Protandri adalah bunga yang benang sarinya lebih dahulu masak. Dengan demikian Bunga tersebut tidak akan mengalami penyerbukan sendiri.
Ø  Potogoni adalah bunga yang putiknya lebih dulu masak daripada benang sari. Bilamana putiknya masak, maka benang sarinya masih sangat muda dan tidak dapat berkecambah. Dengan demikian putiknya tidak mengalami penyerbukan sendiri.
5.2 Saran
Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain itu kerja sama antara asisten dengan praktikan harus ditingkatkan, terutama dalam membimbing praktikan agar praktikan dapat dengan benar dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum.





DAFTAR PUSTAKA

Betty Lukiati. 1998. Inkompatibilitas Seksual. Institut  Pertanian Bogor

Marufah . 2009. Compatibilitas. blog.uns.ac.id. 1 april 20011

Sutjahjo H. Surjon, Sujiprihati Sriyani, Syukur Muhammad. 2005. Pengantar Pemulyaan Tanaman. Departemen Agronomi Dan Hortikultura. Fakultas Pertanian.

 

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar